Selamat Datang Di ___ Airplane Blog ___ Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
Google
 

Ini Desain Pesawat Terbang Masa Depan NASA


Pesawat penumpang masa depan NASA (NASA/MIT/Aurora Flight Sciences)


Tak hanya mengurus masalah luar angkasa, Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA juga ikut berkontribusi mengembangkan desain pesawat penumpang dalam program Fundamental Aeronautic NASA, April 2010.

Melalui penelitian selama 18 bulan, NASA memvisualisasikan pesawat penumpang masa depan. Desain pesawat baru ini akan diterapkan 20-25 tahun dari sekarang.

Ada beberapa ide desain segar -- meski dalam pandangan pertama terlihat kuno.

Alih-alih mengadopsi bentuk pesawat dalam fiksi ilmiah, desain pesawat baru ini tak beda drastis dengan bentuk pesawat yang sudah ada.


Namun, jika dilihat dengan seksama, ada perbedaan signifikan -- terobosan baru ada di kerangka pesawat dan penggunaan teknologi akan membuat pesawat masa depan lebih tenang, tak berisik, lebih bersih, dan efisien bahan bakar. Juga lebih mengedepankan kenyamanan penumpang.

Dengan melihat desain NASA, Anda juga bisa melihat bentuk ultramodern dengan keramik atau gabungan serat, tabung karbon, kabel fiber optik, lapisan kulit pesawat yang bisa memperbaiki diri, mesin listrik hibrida, sayap lipat, badan pesawat terbang dobel, dan jendela virtual.

"Berdiri di depan pesawat masa depan ini, Anda mungkin tak bisa membedakannya dengan pesawat konvensional. Namun, pengembangannya dilakukan secara revolusioner," kata ilmuwan proyek Fundamental Aeronautics Program NASA, Richard Wahls, seperti dimuat laman NASA, Rabu 19 Mei 2010.

"Yang mengagumkan ada pada teknologinya, bukan sekedar bungkus pesawat," kata dia.

Pada Oktober 2008 lalu, NASA menyerukan pada industri dan dunia akademis untuk membayangkan konsep canggih pesawat terbang 2030-an, yang dapat mengantisipasi kebutuhan transportasi udara komersial, tapi efisien dalam menggunakan bahan bakar, juga ramah lingkungan.

NASA tidak menyebut secara pasti apakah pesawat masa depan ini akan digunakan untuk penerbangan domestik atau penerbangan internasional dengan jarak yang lebih jauh.

Empat tim bergabung dalam program ini, yakni,

1. Tim GE Aviation menuangkan konsep pesawat masa depan yang bisa mengangkut 20 penumpang. Pesawat ini bisa mengangkut penumpang dari satu lokasi ke lokasi lain -- diharapkan mengurangi kemacetan di kota metropolis.

Bentuk pesawat ini oval, dengan fitur yang meratakan aliran udara ke seluruh permukaan. Pesawat ini memiliki bahan bakar pembangkit listrik yang canggih. Mesin pesawat tak berisik, bisa lepas landas dalam waktu cepat dan tak memerlukan banyak waktu untuk menaikkan pesawat.



2. Pesawat D 8 'double bubble' karya Massachusetts Institute Technology (MIT) bisa mengangkut 180 orang -- menggabungkan dua badan pesawat memasang tiga mesin jet turbofan di ekornya dengan posisi naik. Komponan penting pesawat ini adalah penggunaan material yang ringan dan mesin turbofan dengan rasio bypass yang ultratinggi.

Tim merancang D8 untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan Boeing 737-800.



3. Perusahaan Boeing mengembangkan Subsonic Ultra Green Aircraft Research (SUGAR), pesawat bermesin ganda dengan teknologi propulsi hibrid. Memiliki badan pesawat seperti tabung dan sayap yang membantu pesawat naik ke atas. Dibandingkan dengan pesawat yang ada saat ini, sayap SUGAR lebih panjang, namun bisa dilipat ketika parkir di bandara.



4. Tim Northrop Grumman meramalkan kebutuhan terbesar masa depan adalah ketersediaan pesawat yang mengangkut 120 penumpang, dengan ukuran lebih kecil dan hanya membutuhkan landasan pacu pendek.

Tim menyebut pesawat ini sebagai Silent Efficient Low Emissions Commercial Transport (SELECT). Revolusi SELECT ada pada kinerjanya bukan pada tampilan. (umi)



Lihat Sumbernya Disini

Read More......

Inilah Pabrik Pesawat Terbang Terbesar di Dunia




Pabrik Pesawat Terbang Boeing di Everett, Washington, Pinggiran Seattle, AS merupakan fasilitas pembuatan pesawat terbang terbesar di dunia. Jauh lebih besar ketimbang pabrik Airbus di Toulouse, Prancis. Pabrik yang berdiri Juni 1968 ini telah tercatat The Guinness World Records sebagai pabrik pesawat terbang terbesar di dunia dari sisi volume, yakni 472 juta kaki kubik atau 13,3 juta meter kubik. Tinggi atapnya 114 kaki (35 meter), sedangkan crane (derek pengangkat di pabrik) terpasang di ketinggian 90 kaki (28 meter).Ukuran semula pada tahun 1968 hanya 98,3 acre (39,8 hektare), pabrik Boeing terus diperluas sampai beberapa kali hingga mencapai 1.025 acre (415 hektar) pada 1993 dalam rangka pembuatan 777.

Historic everett Factory on 1968



Saat ini pabrik tersebut lebih banyak diperuntukkan sebagai tempat pembuatan pesawat-pesawat Boeing 747, 767, 777, dan 787 (Dreamliner). Pabrik Boeing memiliki tidak kurang dari 25 ribu orang. Di Washington State, Boeing memiliki 72 ribu karyawan. Total karyawan perusahaan itu lebih dari 150 ribu.







Lihat Sumbernya Di Sini

Read More......

Koneksi Wi-Fi Pada Penerbangan American Airlines



Kebutuhan internet saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan. Karena seperti yang kita ketahui, tidak hanya informasi tapi di sini kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan dalam mengakses berbagai hal.

Di American Airlines, ditawarkan koneksi melalui Wi-Fi untuk hampir semua jenis pesawatnya. Diumumkannya bahwa akan ada perluasan pemasangan nirkabel di sekitar 300 armada pesawat terbang.

Untuk pesawat terbang Boeing 767-200 sudah dapat mendukung internet Wi-Fi dari AA, sedangkan untuk pesawat terbang 300 MD-80 dan Boeing 737-800 juga akan mendukung internet Wi-Fi dari AirCell.

Setelah melalui percobaan selama 6 bulan di 2 perusahaan pesawat terbang, dengan menggunakan konektivitas Wi-Fi akan dapat menawarkan kemudahan untuk tetap terkoneksi ke rumah, kantor atau ke mana saja ketika Anda sedang melakukan perjalanan. Dan ternyata keuntungan penerbangan dengan dilengkapi internet Wi-Fi mampu memikat calon penumpang.

Dalam penerbangan menggunakan armada pesawat terbang Amerika, internet akan diaktifkan setelah pesawat mencapai ketinggian sekitar 10.000 kaki dan internet harus dinonaktifkan kembali sebelum pesawat turun.

Gogo, salah satu perusahaan penyedia Wi-Fi di Amerika yang merupakan pihak ketiga dari AirCell menghabiskan biaya sekitar 9,95 USD atau sekitar 120 ribu rupiah untuk perjalanan yang lebih dekat dari jarak 1.150 mil dan akan menghabiskan biaya sekitar 12,95 USD atau sekitar 144 ribu rupiah untuk perjalanan yang lebih jauh lagi. Diharapkan dengan adanya koneksi Wi-Fi ini akan dapat meningkatkan calon penumpang baru yang memiliki notebook ataupun perangkat ponsel khusus.

Read More......